1. Pengertian
Adalah abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cerviks, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak (Sarwono Prawirorahardjo, 1999) Adalah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan. yang tertinggal adalah desidua.plasenta (Sinopsis, Obsetri, Fisiologi, Pathologi : 1998)
2. Penyebab
Pada hamil muda abortus selaiu didahului oleh kematian janin. Kematian janin disebabkan oleh :
1) Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)
2) Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
a. Infeksi akut yang berat pneumonia, typaus dan lain-lain, dapat menyebabkan abortus prematum : janin dapat meninggal oleh toxin-toxidkarena penyehuan yang toxis dapat menyebabkan abortus wdaupun janin hidup.
b, Kelainan endoktri, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenja.r gondok.
c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus
d. Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat menimbulkan abortus.
3. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
4. Tanda Dan Gejala
Yang terpenting adalah :
1) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus menerus,
2) Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3) Amenorhoe
4) Sakit perut
5) Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6) Sering terjadi infeksi
7) Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan
5. Komplikasi
1) Perdarahan (haemorrogrie)
2) Perforasi
3) Infeksi dan tetanus
4) Payah ginjal akut
5) Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
6. Tindakan Operatif Penanganan Abortus
1. PengeIuaran Secara digital
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan wrviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri.
2. Kuretose (kerokan)
Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.
3 Vacum kuretase
Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum
7. ANALISA DATA
NO | TGL / JAM | DATA | PROBLEM | ETIOLOGI |
1 | Diisi pada saat tanggal pengkajian | Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan | masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll | Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien |
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
o Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
o Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
o Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
o Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
o Cemas s.d kurang pengetahuan
9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | PERENCANAAN |
1 | Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan | Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas. | · Kaji kondisi status hemodinamika · Ukur pengeluaran harian · Berikan sejumlah cairan pengganti harian · Evaluasi status hemodinamika |
2 | Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi | Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi | · Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas · Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan · Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari · Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien · Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas |
3 | Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri | Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami | · Kaji kondisi nyeri yang dialami klien · Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya · Kolaborasi pemberian analgetika |
4 | Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab | Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan | · Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau · Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan · Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart · Lakukan perawatan vulva · Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi · Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan |
5 | Cemas s.d kurang pengetahuan | Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat | · Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit · Kaji derajat kecemasan yang dialami klien · Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan · Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama · Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga |
0 komentar:
Posting Komentar